Sejuta Pesona Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma) Jember, Destinasi Wajib Dikunjungi Jika Traveling ke Jatim
Pantai Pasir Putih Malikan atau lebih terkenal dengan sebutan Pantai Papuma, merupakan objek wisata andalan Kabupaten Jember. Saking bagusnya, tak hanya wisatawan lokal, traveller luar negeri juga banyak mendatangi pantai ini.
Pantai Papuma.
Perjalanan menjelajah pantai laut selatan wilayah Jember berlanjut. Setelah sebelumnya ke Teluk Love Pantai Payangan dan Pantai Watu Ulo, aku dan tiga teman melanjutkan ke Pantai Papuma. Meski ketiga pantai itu bertetangga, tapi ternyata secara administratif mereka berada di wilayah berbeda. Pantai Watu Ulo dan Pantai Payangan berada kecamatan Ambulu. Sementara Pantai Papuma masuk wilayah kecamatan Wuluhan.
Tepatnya di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Indonesia. Dari pusat kota Jember bisa ditempuh kendaraan dalam waktu kira-kira 45 menit ke arah selatan. Sedangkan kalau dari pantai Watu Ulo, cukup 3 menit saja, kita sudah sampai di gerbang sekaligus tempat penjualan tiket masuk ke Pantai Papuma.
Berhubung kami ke sana saat long week end, kami kena restribusi Rp 15.000 per orang. Padahal kalau hari-hari biasa biaya masuknya cuma Rp 7.000. Tapi tak apa, harga yang agak kemahalan untuk ukuran turis bermodal pas-pasan kayak aku begini, sepadan dengan panorama indah sepanjang pantai Papuma.
Bahkan ketika baru masuk kemudan melewati gerbangnya saja, aku sebagai pihak yang dibonceng, bisa langsung menikmati sejuk hijaunya hutan di kanan kiri jalan. Sementara yang menyetir, mau tak mau memang harus lebih banyak fokus ke depan, tidak boleh ikut larut dalam keindahan di samping kiri atau kanan.
Sebab meskipun sudah beraspal, ukuran jalannya masih tergolong sempit, tanjakannya tinggi-tinggi, turunannya curam disertai tikungan tajam, belum lagi banyaknya lubang-lubang karena aspalnya mulai rusak. Motor harus dalam kondisi prima kalau melewati jalan ini.
Hutan di sepanjang jalan ke pantai Papuma itu namanya hutan Maliki. Di dalam hutan yang didominasi pohon jati ini, kabarnya masih banyak terdapat berbagai flora dan fauna khas Indonesia seperti tupai, biawak, ayam hutan, berbagai jenis burung, celeng, rusa, landak dan trenggiling. Jangan heran, kalau kapan-kapan sobat traveler main ke sini melihat banyak monyet sedang santai nongkrong di pinggir jalan. Jangan lupa sapa mereka ya.
Kalau pengen tahu seperti apa trek dan hutan di sisi kanan kiri jalan menuju Pantai Papuma, silakan tonton videonya di sini.
Sekitar 10 menit melalui jalan naik turun dan penuh liku tadi, akhirnya sampailah kami di destinasi terakhir explore 3 pantai Jember. Pantai Papuma! Sebuah pantai yang untuk beberapa saat benar-benar bikin aku melongo. Ya, aku terkesima. Bahkan mungkin terhipnotis. Betapa tidak, seumur hidup, dari semua pantai yang pernah aku singgahi, Pantai Papuma ini yang keindahannya paling juara.
Jika rata-rata pantai yang pernah kudatangi hanya menyuguhkan ombak dan pasir. Tapi pantai Papuma ini sungguh beda, tingkat keindahannya sudah kelewatan. Tak cuma gulungan ombaknya yang menggelegar serta pasirnya yang putih, di Pantai Papuma ada pemandangan perahu-perahu nelayan berwarna-warni yang terparkir rapi.
Dan yang paling menakjubkan adalah adanya atol atau gugusan batu-batu karang besar dan kecil yang tersebar menghiasi pantai. Terdapat tujuh karang berukuran besar berdiri kokoh seakan menjaga pantai Papuma. Besarnya ukuran tujuh batu karang itu membuat mereka mirip pulau-pulau kecil. Ketujuh karang tersebut telah diberi nama, yaitu pulau Kresna, pulau Batara Guru, pulau Narada, pulau Nusa Barong, pulau Kajang dan pulau Kodok.
Jika mau menyaksikan keelokan pantai Papuma dari ketinggian, pengunjung bisa ke atas tebing Siti Hinggil atau Siti Ingil. Tapi saat aku coba ke sana, baru sebentar aku sudah gerah dan nggak betah. Viewnya sebenarnya asli bagus banget. Yang membuat aku nggak betah adalah suasananya. Banyak orang pacaran mojok berduaan! Aku yang sendirian jadi salting kayak orang tersesat di hutan rimba dan dikepung suku primitif. Dipandang dari tebing Siti Hinggil, pantai Papuma memang menghadirkan nuansa yang romantis, cocok untuk orang-orang yang sedang kasmaran.
Kemudian, di sepanjang bentangan laut bagian barat, ada sebuah batu datar mirip kerang raksasa berjajar yang dikenal dengan sebutan Batu Malikan. Konon batu Malikan itu adalah saksi bisu pertarungan sengit antara Raden Mursodo menghadapi Nogo Rojo. Batu Malikan merupakan lokasi memancing Raden Mursodo, kala umpan pancingnya dimakan ikan Raja Mina, seperti yang telah aku tuliskan di artikel sebelumnya.
Batu Malikan itu yang kemudian menjadi inspirasi dan asal muasal nama Pantai Papuma (Pasir Putih Malikan). Pantai Papuma juga sering disebut Tanjung Papuma, karena di beberapa titik posisi daratannya menjorok ke laut, yang kalau dalam ilmu geografi disebut tanjung.
Bisa dikatakan Pantai Pamuma merupakan surganya para penggila foto. Hampir semua sisi pantai ini view-nya tidak ada yang tidak bagus. Seluruhnya keren dan instragramable. Sayangnya, aku sendiri saking bapernya menikmati pemandangan, malah tidak banyak mengambil foto. Hanya beberapa cekrek dengan hasil yang ala kadarnya.
Sebagaimana objek wisata lainnya yang kebanyakan ada tarif parkir kendaraan, pun dengan Tanjung Papuma ini, ada biaya parkir sebesar Rp 5.000 untuk mobil dan Rp 2.000 untuk sepeda motor. Tapi saat aku ke sana kami tidak berhenti di area parkir, akibatnya kami lolos dari ongkos parkir.
Yang kami lakukan saat itu adalah terus menjalankan motor pelan-pelan. Mengitari pantai hingga dua kali dan berhenti di lokasi-lokasi yang agak sepi yang bukan area parkir. Soalnya saat itu sedang tanggal merah dobel, liburnya panjang, pengunjungnya berjibun.
Titik paling ramai ada di sekitar lokasi jajaran kapal-kapal nelayan. Di sanalah pusat fasilitas pariwisata Tanjung Papuma berada. Seperti Musholla, kamar mandi umum, penginapan, aneka kuliner dan oleh-oleh. Di sana juga yang sering dipakai pengunjung pantai untuk berenang. Tapi harap berberhati-hati saat berenang, karena ombak pantai Papuma cukup ganas dan setiap tahun rutin memakan korban.
Terakhir sebelum pulang, kami berempat istirahat di sebuah warung makan. Di warung itu, kami memanjakan lidah dengan ikan bakar dan es degan, sambil memanjakan mata memandang luas ke laut lepas. Diiringi bunyi debur ombak dan terpaan angin pantai Papuma yang berhembus cukup kencang.
Itulah sedikit kisah perjalananku ke pantai tanjung Papuma. Siapa pun yang pernah main ke sini, dapat dipastikan sependapat kalau pantai Papuma ini indahnya tuh indah banget. Dan buat yang belum pernah, ayo segera rencanakan dan tentukan tanggal baiknya. Percayalah, trip kamu akan menjadi sebuah pengalaman menyenangkan yang suatu saat ingin diulang. Happy Traveling.
Tepatnya di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Indonesia. Dari pusat kota Jember bisa ditempuh kendaraan dalam waktu kira-kira 45 menit ke arah selatan. Sedangkan kalau dari pantai Watu Ulo, cukup 3 menit saja, kita sudah sampai di gerbang sekaligus tempat penjualan tiket masuk ke Pantai Papuma.
Berhubung kami ke sana saat long week end, kami kena restribusi Rp 15.000 per orang. Padahal kalau hari-hari biasa biaya masuknya cuma Rp 7.000. Tapi tak apa, harga yang agak kemahalan untuk ukuran turis bermodal pas-pasan kayak aku begini, sepadan dengan panorama indah sepanjang pantai Papuma.
Bahkan ketika baru masuk kemudan melewati gerbangnya saja, aku sebagai pihak yang dibonceng, bisa langsung menikmati sejuk hijaunya hutan di kanan kiri jalan. Sementara yang menyetir, mau tak mau memang harus lebih banyak fokus ke depan, tidak boleh ikut larut dalam keindahan di samping kiri atau kanan.
Sebab meskipun sudah beraspal, ukuran jalannya masih tergolong sempit, tanjakannya tinggi-tinggi, turunannya curam disertai tikungan tajam, belum lagi banyaknya lubang-lubang karena aspalnya mulai rusak. Motor harus dalam kondisi prima kalau melewati jalan ini.
Hutan di sepanjang jalan ke pantai Papuma itu namanya hutan Maliki. Di dalam hutan yang didominasi pohon jati ini, kabarnya masih banyak terdapat berbagai flora dan fauna khas Indonesia seperti tupai, biawak, ayam hutan, berbagai jenis burung, celeng, rusa, landak dan trenggiling. Jangan heran, kalau kapan-kapan sobat traveler main ke sini melihat banyak monyet sedang santai nongkrong di pinggir jalan. Jangan lupa sapa mereka ya.
Kalau pengen tahu seperti apa trek dan hutan di sisi kanan kiri jalan menuju Pantai Papuma, silakan tonton videonya di sini.
Sekitar 10 menit melalui jalan naik turun dan penuh liku tadi, akhirnya sampailah kami di destinasi terakhir explore 3 pantai Jember. Pantai Papuma! Sebuah pantai yang untuk beberapa saat benar-benar bikin aku melongo. Ya, aku terkesima. Bahkan mungkin terhipnotis. Betapa tidak, seumur hidup, dari semua pantai yang pernah aku singgahi, Pantai Papuma ini yang keindahannya paling juara.
Bukan penjaga pantai.
Jika rata-rata pantai yang pernah kudatangi hanya menyuguhkan ombak dan pasir. Tapi pantai Papuma ini sungguh beda, tingkat keindahannya sudah kelewatan. Tak cuma gulungan ombaknya yang menggelegar serta pasirnya yang putih, di Pantai Papuma ada pemandangan perahu-perahu nelayan berwarna-warni yang terparkir rapi.
Dan yang paling menakjubkan adalah adanya atol atau gugusan batu-batu karang besar dan kecil yang tersebar menghiasi pantai. Terdapat tujuh karang berukuran besar berdiri kokoh seakan menjaga pantai Papuma. Besarnya ukuran tujuh batu karang itu membuat mereka mirip pulau-pulau kecil. Ketujuh karang tersebut telah diberi nama, yaitu pulau Kresna, pulau Batara Guru, pulau Narada, pulau Nusa Barong, pulau Kajang dan pulau Kodok.
Teman ngetrip.
Jika mau menyaksikan keelokan pantai Papuma dari ketinggian, pengunjung bisa ke atas tebing Siti Hinggil atau Siti Ingil. Tapi saat aku coba ke sana, baru sebentar aku sudah gerah dan nggak betah. Viewnya sebenarnya asli bagus banget. Yang membuat aku nggak betah adalah suasananya. Banyak orang pacaran mojok berduaan! Aku yang sendirian jadi salting kayak orang tersesat di hutan rimba dan dikepung suku primitif. Dipandang dari tebing Siti Hinggil, pantai Papuma memang menghadirkan nuansa yang romantis, cocok untuk orang-orang yang sedang kasmaran.
Kemudian, di sepanjang bentangan laut bagian barat, ada sebuah batu datar mirip kerang raksasa berjajar yang dikenal dengan sebutan Batu Malikan. Konon batu Malikan itu adalah saksi bisu pertarungan sengit antara Raden Mursodo menghadapi Nogo Rojo. Batu Malikan merupakan lokasi memancing Raden Mursodo, kala umpan pancingnya dimakan ikan Raja Mina, seperti yang telah aku tuliskan di artikel sebelumnya.
Batu Malikan itu yang kemudian menjadi inspirasi dan asal muasal nama Pantai Papuma (Pasir Putih Malikan). Pantai Papuma juga sering disebut Tanjung Papuma, karena di beberapa titik posisi daratannya menjorok ke laut, yang kalau dalam ilmu geografi disebut tanjung.
Sebagaimana objek wisata lainnya yang kebanyakan ada tarif parkir kendaraan, pun dengan Tanjung Papuma ini, ada biaya parkir sebesar Rp 5.000 untuk mobil dan Rp 2.000 untuk sepeda motor. Tapi saat aku ke sana kami tidak berhenti di area parkir, akibatnya kami lolos dari ongkos parkir.
Yang kami lakukan saat itu adalah terus menjalankan motor pelan-pelan. Mengitari pantai hingga dua kali dan berhenti di lokasi-lokasi yang agak sepi yang bukan area parkir. Soalnya saat itu sedang tanggal merah dobel, liburnya panjang, pengunjungnya berjibun.
Titik paling ramai ada di sekitar lokasi jajaran kapal-kapal nelayan. Di sanalah pusat fasilitas pariwisata Tanjung Papuma berada. Seperti Musholla, kamar mandi umum, penginapan, aneka kuliner dan oleh-oleh. Di sana juga yang sering dipakai pengunjung pantai untuk berenang. Tapi harap berberhati-hati saat berenang, karena ombak pantai Papuma cukup ganas dan setiap tahun rutin memakan korban.
Terakhir sebelum pulang, kami berempat istirahat di sebuah warung makan. Di warung itu, kami memanjakan lidah dengan ikan bakar dan es degan, sambil memanjakan mata memandang luas ke laut lepas. Diiringi bunyi debur ombak dan terpaan angin pantai Papuma yang berhembus cukup kencang.
Itulah sedikit kisah perjalananku ke pantai tanjung Papuma. Siapa pun yang pernah main ke sini, dapat dipastikan sependapat kalau pantai Papuma ini indahnya tuh indah banget. Dan buat yang belum pernah, ayo segera rencanakan dan tentukan tanggal baiknya. Percayalah, trip kamu akan menjadi sebuah pengalaman menyenangkan yang suatu saat ingin diulang. Happy Traveling.
5 komentar untuk "Sejuta Pesona Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma) Jember, Destinasi Wajib Dikunjungi Jika Traveling ke Jatim"
Lihat gambar diatas hati terasa damai dengan ombak lautnya. Hehe
Silakan berkomentar dengan tertib dan sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.