Mbolang ke Air Terjun Coban Pelangi Kabupaten Malang yang Tak Berpelangi
Lokasi Air Terjun Coban Pelangi masih berada di kawasan Taman Nasional Tengger Bromo Semeru atau sering disingkat TNBS. Tepatnya di Desa Gubukklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Mengeksplore kawasan TNTBS sepertinya nggak akan tuntas kalau cuma dalam sehari dua hari. Objek wisatanya seabrek-abrek, udah gitu masing-masing tempat memiliki keistimewaan sendiri-sendiri yang sayang kalau dilewatkan. Mungkin, kalau ingin khatam mendatangi seluruhnya, minimal harus meluangkan waktu lebih dari seminggu biar semua tempat terkunjungi dengan baik.
Maksudku terkunjungi dengan baik itu, benar-benar dihampiri, dipuas-puaskan menikmati pemandangannya, menghayati betapa hebatnya Tuhan menciptakan jengkal demi jengkal alam semesta ini. Seperti itu. Bukan seperti traveler-traveler kejar setoran, sekedar mampir sebentar foto-foto terus pergi lagi ke tempat yang lainnya. Kalau begitu caranya mungkin dalam empat hari sudah rampung.
Tempat-tempat wisata yang ada di kawasan Taman Nasional Tengger Bromo Semeru (TNBS), selain dua destinasi utama Gunung Bromo dan Gunung Semeru, masih banyak tempat-tempat lainnya seperti Bukit Teletubies, Padang Savana, Lautan Pasir, Penanjakan 1, Penanjakan 2, Bukit Kingkong, Bukit Cinta Bromo, Bukit Cinta Semeru, Oro-oro Ombo, Ranu Pane, Ranu Kumbolo, Puncak B29, Air Terjun Coban Pelangi, Coban Trisula, Omah Kayu dan mungkin masih ada lagi yang belum aku ketahui atau terlewatkan aku tulis. Banyak banget pokoknya.
Di postingan ini, aku akan berbagi cerita tentang jalan-jalanku ke Air Terjun Coban Pelangi beberapa waktu lalu, saat pulang dari Gunung Bromo via jalur Tumpang, Malang. Sekedar info, Gunung Bromo memiliki empat jalur keluar masuk yang disediakan untuk wisatawan, yaitu via Sekopuro, Probolinggo, via Wonokitri, Pasuruan, via Tumpang, Malang dan via Senduro, Lumajang.
Setahun yang lalu saat pertama kali ke Gunung Bromo, pulang perginya aku lewat Probolinggo. Lalu kedua kalinya belum lama ini, masuk melalui Pasuruan, dan keluar lewat Tumpang, Malang. Nah, air terjun Coban Pelangi yang akan kita bahas ini adanya di jalur Tumpang, Malang. Makanya waktu itu aku pulang lewat sana. Selain juga karena ingin mencoba semua jalur masuk Gunung Bromo yang tersedia.
Coban Pelangi berada di ketinggian 1400 mdpl. Sementara tinggi air terjunnya sendiri sekitar 110 meter. Karena ketinggiannya itu, percikan-percikan halus air terjun berterbangan di sekitarnya membentuk kabut. Kabut tersebut, ketika tersorot cahaya matahari berwarnanya akan terlihat warna-warni. Makanya air terjun ini dinamakan Coban Pelangi.
Cara menuju lokasi air terjun Coban Pelangi tidak terlalu sulit. Dari kota Malang kira-kira 1 sampai 2 jam berkendara. Pertamanya ke pasar Tumpang dulu. Sampai di sana nanti ada papan petunjuk jalan menuju Gunung Bromo. Jangan malu bertanya jika merasa kurang yakin dengan jalan yang dipilih. Kalau sudah yakin, lanjutkan terus perjalanan sampai ketemu papan bertuliskan ‘Coban Pelangi’ di tepi jalan sebelah kanan.
Karena waktu itu aku datang dari arah Bromo, papan namanya ada di sebelah kiri. Papan nama itu sebagai pemberitahuan bahwa pengunjung telah berada di lokasi. Tapi jangan seneng dulu. Itu baru sampai areal parkir dan loketnya doang. Untuk sampai di air terjun masih harus jalan kaki.
Harga tiket masuk ke air terjun Coban Pelangi di tahun 2017 ini Rp 10.000 per orang. Sementara biaya parkir kendaraan Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Setelah urusan karcis masuk dan restribusi parkir selesai, perjalanan ke air terjun dilanjutkan dengan jalan kaki sejauh satu kilometer!
Tapi tenang saja, satu kilometer berjalan kaki itu treknya terus menurun. Jadi masih bersahabat dengan lutut dan tidak bikin nafas ngos-ngosan. Tapi jangan terlalu seneng juga. Jalan yang menurun terus itu, berarti saat pulang nanti akan dibalas dengan menanjak terus.
Dalam perjalanan nanti, terdapat beberapa gazebo dan gubuk yang bisa digunakan untuk istirahat kalau lelah. Ada warung-warung yang bisa digunakan untuk makan minum kalau lapar. Ada banyak pepohonan tinggi yang bisa digunakan untuk penek’an kalau mau.
Banyaknya pepohonan itu karena kawasan air terjun Coban Pelangi merupakan hutan cagar alam yang dikelola Perum Perhutani Malang. Sehingga suasananya benar-benar sejuk dan asri. Dalam perjalanan kita bisa nyambi menikmati hijaunya hamparan hutan.
Menjelang sampai air terjun terdapat camping ground. Cocok banget buat traveler yang ingin kemah karena malas pulang atau sedang diusir dari rumah. Setelah melewati camp area itu, ada sungai kecil tapi batunya Masya Allah besar-besar. Tapi tenang, kita tidak perlu nyemplung untuk menyebrangi sungai tersebut. Di atasnya sudah dibangun jembatan selebar dua orang berjalan berdampingan.
Kontruksi bangunan jembatannya seluruhnya terbuat dari batang bambu. Karena itu seharusnya dinamakan jembatan bambu saja, tapi ternyata jembatan itu namanya Jembatan Cinta! Klise banget. Banyak sekali akhir-akhir ini tempat-tempat wisata yang di titik-titik tertentu diberi nama dengan embel-embel ‘cinta’ tanpa memperdulikan perasaan jomblo seperti apa. Bukit cinta lah, jembatan cinta, teluk cinta, batu cinta, dermaga cinta, putus cinta, eh maap. Yang terakhir tadi itu memang pedih banget, Mblo.
Kenapa jembatan bambu di air terjun Coban Pelangi diberi nama Jembatan Cinta? Maaf banget nih aku nggak bisa ngasih tahu. Soalnya kalau aku kasih tahu bakal membuat hati para jomblo semakin nestapa dan nggak sudi main ke sini. Ujung-ujungnya pendapatan Negara dari sektor pariwisata akan menurun.
Jadi sekali lagi maaf, aku nggak bisa ngasih tau kalau jembatan bambu di Coban Pelangi dinamai Jembatan Cinta karena lebarnya didesain pas untuk sepasang kekasih berjalan berduan bergandengan tangan sambil membicarakan masa depan mereka yang ngeblur 17 megapixel. Soshit banget kan?!
Setelah melewati sirotol cinta tersebut, trek berubah sedikit menanjak. Tapi cuma sebentar karena sebentar lagi sudah hampir sampai. Bahkan sambil berjalan sudah terdengar sayup-sayup gemberujuk suara air terjun. Dan belum sampai puncak tanjakan, keindahan air terjun sudah terlihat.
Ya, itulah Coban Pelangi. Yang sayangnya karena aku datang kesorean, penampakan fenomena pelanginya sudah selesai. Agak kecewa tapi tetep ganteng. Lagian emang akunya juga yang kurang teliti, kenapa tidak sejak jauh hari cari-cari informasi tentang jadwal munculnya pelangi di air terjun Coban Pelangi. Kukira pelanginya ada terus selama 24 jam. Ternyata cuma muncul di siang hari antara jam 10.00 hingga jam 14.00.
Demikian trip aku ke air terjun Coban Pelangi. Buat sobat traveler yang punya planning mendaki Gunung Semeru atau Gunung Bromo via jalur Tumpang, Malang, jangan lupa sisihkan waktu buat singgah di air terjun keren satu ini. Tapi jangan lupa juga, datangnya jangan kesorean biar nggak kayak aku, ketinggalan moment menyaksikan pelangi di air terjun Coban Pelangi. Happy traveling.
Baca Juga: Taman Sriwedari Solo, Tongkrongan Seru Buat Para Jomblo
Baca Juga: Taman Sriwedari Solo, Tongkrongan Seru Buat Para Jomblo
Posting Komentar untuk "Mbolang ke Air Terjun Coban Pelangi Kabupaten Malang yang Tak Berpelangi"
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan tertib dan sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.