Touring Lintas Barat Sumatera Hari Ke-2, Start dari Krui dan Finish di Kota Bengkulu
Solo touring jalur lintas barat Sumatera pakai sepeda motor edisi hari kedua. Yups, tema tersebut yang akan aku tuliskan pada artikel kali ini. Dan ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang menceritakan bagaimana serunya perjalanan touring hari pertama, yang dimulai dari kota Sukadana kabupaten Lampung Timur, hingga parkir di kota Krui kabupaten Pesisir Barat. Jika ingin banget membaca cerita touring hari kesatu tersebut, teman-teman bisa Klik Disini.
Untuk riding hari kedua, target tujuan saya adalah kota Bengkulu yang juga merupakan ibukota provinsi Bengkulu. Titik startnya dimulai dari kota Krui, kota di mana saya istirahat bermalam pada touring edisi hari pertama. Aku intip di Google Map, jarak antara kota Krui dengan kota Bengkulu cuma 327 Km. Melewati beberapa daerah mulai dari Krui (kab Pesbar, Lampung), hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Bintuhan (kab Kaur, Bengkulu), Manna (kab Bengkulu Selatan), Tais (kab Seluma, Bengkulu) dan finish di kota Bengkulu.
Saya start dari kota Krui sekitar jam 7 pagi. Langit saat itu cukup bersih hanya ada beberapa awan tipis. Dan aku berdoa di dalam hati semoga di road trip hari kedua tersebut tidak hujan seperti hari sebelumnya. Tapi ya memang begitulah resikonya traveling di musim hujan. Harus siap dengan cuaca yang berubah-ubah seenaknya sewaktu-waktu. Contohnya saja di touring hari kesatu kemarin, paginya cerah banget langitnya bersih, tiba-tiba siangnya hujan, udah gitu mendung tebal sampai sore.
Di ujung kota Krui ada persimpangan, kalau lurus adalah jalan ke arah Liwa kabupaten Lampung barat, yang nantinya juga bisa tembus ke jalan lintas tengah Sumatera. Sementara yang ke kiri adalah jalan menuju kota Bengkulu dan merupakan jalur lintas barat Sumatera. Karena sejak awal pilihan saya adalah jalur lintas barat, tentunya saya berbelok ke kiri. Bukan belok kanan apalagi belok ke atas!
Sekitar 3 kilo perjalanan, ada SPBU di sebelah kanan jalan dan saya berbelok ke sana untuk mengisi ulang Pertamax. Saya lupa habis berapa waktu itu, tapi tidak sampai rp 100.000. Mungkin sekitar Rp 99.900. Haha becanda! Cuma 70 ribuan saja kok. Pasalnya di dalam tangki masih ada BBM sisa dari touring hari pertama kemarin.
Kenyang diisi ulang bahan bakar, motor gede tapi cc pas-pasan ini kembali aku geber melewati perkampungan-perkampungan di pesisir barat, Lampung. Meski termasuk jalur lintas provinsi, tapi Alhamdulillah jalannya cukup sepi. Gak banyak kendaraan lewat. Aspalnya juga mulus banget. Sangat mendukung kalau mau kebut-kebutan gas pol.
Tapi aku memilih untuk riding manja saja. Menikmati pemandangan alam di kanan kiri jalan lintas barat Sumatera area Pesbar yang memang benar-benar mempesonakan hati. Mulai dari hijaunya persawahan, jembatan dengan airnya yang tampak begitu bening, hutan-hutan kecil, dan yang bikin aku sampai berteriak-teriak kecil adalah keelokan pantai-pantainya!
Kemarin di touring hari kesatu juga melewati beberapa pantai menjelang kota Krui, di touring hari kedua ini setelah keluar dari kota Krui juga kembali dihibur banyak pantai. Mulai dari Pantai Batu Tihang, Pantai Negeri Tanumbang, Pantai Genting, dan pantai-pantai lainnya yang aku gak sempat kenalan sehingga tidak tau namanya. Pokoknya banyak pantai-pantai yang bagus di sepanjang Lintas Barat Sumatera wilayah Pesbar ini. Asli!
Tonton aja video di bawah ini kalau gak percaya dibilangin.
Di sebelah kiri jalan disuguhi panorama laut yang membiru, sementara di sebelah kanan terdapat tebing-tebing tinggi yang tertutup pepohonan. Dengan suasana seperti itu, nanti saat sudah sampai rumah, pasti akan sangat menyesal dan merasa rugi besar kalau ngebut mengabaikan keindahan itu. Makanya nyetir santai-santai menjadi pilihan utama, bahkan beberapa kali berhenti untuk foto-foto dan duduk termenung menikmati cantiknya pemandangan sambil ngudut sebats.
Di sebelah kiri jalan disuguhi panorama laut yang membiru, sementara di sebelah kanan terdapat tebing-tebing tinggi yang tertutup pepohonan. Dengan suasana seperti itu, nanti saat sudah sampai rumah, pasti akan sangat menyesal dan merasa rugi besar kalau ngebut mengabaikan keindahan itu. Makanya nyetir santai-santai menjadi pilihan utama, bahkan beberapa kali berhenti untuk foto-foto dan duduk termenung menikmati cantiknya pemandangan sambil ngudut sebats.
Setelah berkilo-kilo disuguhi pantai, kemudian melewati beberapa perkampungan, perjalanan saya bersama Yamaha R15 kembali memasuki kawasan hutan lindung bukit barisan Selatan (TNBBS) lagi. Berdasarkan informasi yang aku baca di internet, ini artinya aku sudah hampir mendekati perbatasan antara provinsi Lampung dengan provinsi Bengkulu.
Gak hampir juga sih sebenarnya. Karena ternyata masih cukup panjang hutan yang saya lalui tersebut mungkin ada sekitar 2 jam. Dan bener-bener murni hutan pada kanan kiri jalannya. Pohon-pohon besar dengan dahan-dahannya memayungi jalan. Tidak ada satupun rumah penduduk.
Hutan Bukit Barisan Selatan |
Dan jangan ditanya kondisi jalannya. Meski aspalnya bagus, tapi penuh dengan tikungan tanjakan serta turunannya yang di beberapa titik asli ekstrem keren. Misalnya udah menanjak atau menurun tajam, ditambah pula dengan berkelok-kelok yang tak kalah tajam. Tapi itu benar-benar menyenangkan! Seru tapi juga bikin sedikit deg-degan. Deg-degan itu takut kalau motor tiba-tiba rusak, atau dicegat orang jahat. Soalnya jalannya sepi banget jarang kendaraan lewat. Untung saja saat melewati hutan bukit barisan ini tidak hujan seperti hari pertama kemarin, sehingga bisa menikmati perjalanan dengan lebih maksimal.
Di dalam hutan ini, kemudian aku melewati sebuah jembatan yang cukup panjang dan bagus karena masih baru. Namanya Jembatan Manula. Saya berhenti di sini sejenak. Istirahat sekalian foto-foto buat dokumentasi pribadi. Ngudut juga tapi cuma habis separuh batang, lalu tancap lagi melanjutkan perjalanan.
Jembatan Manula |
Kira-kira 300 meter setelah jembatan Manula, ternyata aku sudah sampai di gapura selamat datang ke Provinsi Bengkulu. Saat itu sudah hampir tengah hari.
Memasuki provinsi Bengkulu, tidak ada lagi pemandangan yang spektakuler. Rata-rata pemandangannya hanyalah perumahan penduduk atau perkebunan kelapa sawit warga. Cuacanya juga cukup terik. Dan tiba-tiba aku baru merasakan lapar! Padahal belum makan apapun sedari pagi. Berangkat dari kota Krui tadi tanpa sarapan barang secuil. Kayaknya sudah kenyang disuguhi pemandangan indah sedari tadi.
Saat melihat plang bertuliskan 'Lesehan Pecel Lele Khas Lamongan' di sebuah perkampungan di daerah Bintuhan, rasa lapar mendorong saya berbelok ke warung tersebut meski warungnya tampak begitu sepi kayak warung mau bangkrut. Hanya ada beberapa bungkus mie instan yang dipajang di etalase. Waktu saya tanya ke pemilik warungnya apakah pecel lelenya ada. Ternyata ada tapi harus menunggu digoreng dulu. Oke tidak masalah yang penting ada. Kalau adanya cuma mie instan, saya berencana lanjut perjalanan saja makan di tempat lain. Lagi gak minat aja makan mie instan.
Sambil menunggu makanan siap dihidangkan, saya menambahkan warung lesehan ini ke Google Map. Soalnya belum tertera di sana. Alhamdulillah gak pakai lama langsung di-accept. Lumayan menambah point di Google Local Guide saya yang sudah level 8. Dan Alhamdulillah sekali lagi, masakan di warung tersebut enak banget dengan harga yang cukup bersahabat. Saya makan pecel lele plus minum esteh cuma kena Rp. 15.000. Sehingga dengan senang hati saya kasih rating bintang lima di Google Map.
Perut kenyang. Badan juga terasa lebih segar sehabis makan. Aku lanjut perjalanan lagi menuju kota Bengkulu. Cuaca tambah panas aja. Sempat melewati Pantai Sekunyit, tapi saya tidak mampir karena takut kemalaman kalau kebanyakan mandek-mandek.
Saya baru berhenti lagi ketika sampai di kota Mana. Iya kota Mana. Saya malah dalam touring itu baru tahu kalau ada kota di Indonesia ini namanya kota Manna. Kota dengan julukan kota kenangan tersebut berada di kabupaten Bengkulu Selatan.
Aku berhenti di Indomaret di sebuah pertigaan dekat tugu Adipura kota Manna. Selain untuk istirahat beli minum, aslinya saat itu aku juga sedang bingung ke arah mana jalan yang menuju kota Bengkulu di pertigaan tersebut. Soalnya tidak ada papan penunjuk arah. Setelah cek Google Map, akhirnya jadi tahu bahwasanya yang ke Bengkulu ialah yang belok kanan. Maka ke sanalah saya melanjutkan perjalanan. Okesip.
Kira-kira sejam kemudian, perjalanan saya melewati tepi-tepi pantai lagi. Dan saya tergoda dan berhenti salah satu titik pantainya. Pantai Ancol Maras namanya. Banyak pohon-pohon kelapanya di pantai tersebut. Berombak besar. Dengan hembusan angin laut yang lumayan kencang. Nyaman untuk jadi tempat istirahat bagi siapapun yang tengah menempuh perjalanan jalur lintas barat.
Setelah cukup istirahat, saya tancap gas lagi kali ini agak ngebut. Sempat berhenti lagi entah di daerah apa namanya. Clue-nya kira-kira setengah jam lagi menjelang kota Bengkulu. Berhenti di sebuah warung ngopi buat menambah konsentrasi. Habis ngopi, gas lagi dan akhirnya tiba di kota Bengkulu kisaran abis Ashar.
Saya berhenti di pinggir jalan dan duduk di trotoar kayak orang hilang. Saya buka smartphone dari cari tempat istirahat lewat aplikasi penginapan. Banyak pilihan yang ditawarkan, tapi aku cari yang paling murah. Dan yang beruntung aku pilih ialah sebuah hotel syariah dengan harga 98k. Ditambah aku juga punya kode bonus, sehingga akhirnya cuma transfer Rp 92.000.
Motor bergegas aku gas lagi ikut meramaikan macetnya jalanan kota Bengkulu sore menuju penginapan. Sesampainya di hotel, aku segera membersihkan diriku yang kotor ini. Lumayan walaupun seharga 92k, tapi fasilitas yang disediakan cukup lengkap. Peralatan dan perlengkapan mandi. Ada pilihan air hangat atau air dingin. Ada TV dan WiFi gratis. Ada kasurnya, pintu dan juga jendelanya. Yaiyalah!
Malemnya aku sempat keluar night riding muter-muter kota Bengkulu. Cari mangsa alias makanan untuk makan malam. Setelah itu main ke Pantai Panjang, yang konon katanya merupakan destinasi wisata terkenal di kota Bengkulu. Tapi sesampainya di pantai, aku malah emosi sendiri. Banyak orang pacaran berdua-duaan di temaramnya remang-remang pantai. Sementara ku sendiri, tak ada yang menemani, seperti malam yang sudah-sudah. Akhirnya aku balik lagi padahal paling baru 60 detik di sana. Rugi bayar parkir 2000!
Yowes sampai di sini aja cerita perjalanan touring hari kedua, yang tadi dimulai dari kota Krui, Lampung. Hingga sekarang sudah tiba di kota Bengkulu. Untuk stori solo ride Yamaha R15 V3 lintas barat Sumatera hari ketiga, tunggu saja di artikel selanjutnya.
Baca Juga: Touring Sendirian Pakai Motor Jalur Lintas Barat Sumatera Hari Ke-3, Gagal Sampai Tujuan!
Baca Juga: Touring Sendirian Pakai Motor Jalur Lintas Barat Sumatera Hari Ke-3, Gagal Sampai Tujuan!
Jika, atau apabila, teman-teman ingin merasakan bagaimana serunya solo touring day ke-2 ini, kalian bisa menonton video di bawah ini.
Silakan ditonton ya. Gratis! Tidak ada anjuran like ataupun subscribe. Tapi kalau maksa pengen subscribe yaudah aku bisa apa. Salam satu aspal!
Silakan ditonton ya. Gratis! Tidak ada anjuran like ataupun subscribe. Tapi kalau maksa pengen subscribe yaudah aku bisa apa. Salam satu aspal!
27 komentar untuk "Touring Lintas Barat Sumatera Hari Ke-2, Start dari Krui dan Finish di Kota Bengkulu"
Sebelumnya saya touring di bonceng doi dari bali ke jakarta, yah sekitar 2 hari perjalanan dengan menginap dua malam. Beratnya kalau perjalanan touring dengan keadaan perut kenyang, ah ngantuk bangettt pastinya pas dijalan! hahaha baca dera-deru perjalanan touring diatas, saya jadi pingin touring lagi. Tapi maunya jadi yang dibonceng, enggak mau yang bawa motornya hahaha salam aspal :D
Ini perjalanan sendiri atau berkelompok mas. Tetep berhati hati ya dan jangan lupa banyakin foto foto ditempat menarik
Sudah keliling ke Jawa barat blm mas. Nanti mampir ya
benar-benar dinikmati banget kayaknya nih.
Jalanan di sana kan masih asri banget ya. Btw, Zuck org Lampung ya?
Yg pernah Jalinbar Jalur Lintas Barat Krui Pesisir Barat Lampung insya Allah kenal
Alhamdulillah, sekarang dah ada di Tanah Jawa . .
🙏🙏👍☺️
Silakan berkomentar dengan tertib dan sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.