Mengenal Martabak Aceh, Panganan Lezat Khas Dari Tanah Rencong
Sebagai orang yang lahir dan besar di Aceh, aku sangat menyukai makanan-makanan khas dari bumi Serambi Mekkah tersebut. Mulai dari Mie Aceh, Kopi Aceh, dan juga pastinya Martabak Aceh yang rasanya gurih dan kayak ada kenyal-kenyalnya gitu. Dan meskipun saat ini sudah tidak lagi berdomisili di provinsi paling barat Indonesia tersebut, aku masih sering jajan Martabak Aceh di restoran-restoran khas Aceh yang sudah banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia ini.
Termasuk di daerah perantauanku saat ini, yaitu di kota Metro, Lampung. Cukup banyak di sini cafe ataupun warung-warung khas Aceh, yang pastinya menyediakan Martabak Aceh sebagai salah satu menu andalannya. Sebut saja resto Dhapu Aceh Taman Merdeka, Dhapu Aceh 21, Mie Aceh Nanggroe 16 C, dan Reumoh Kopi depan Pool Damri. Semua resto tersebut pernah aku coba, akan tetapi yang paling favorit adalah Dhapu Aceh 21, yang berada di Jalan AH Nasution No. 75, Yosorejo, daerah 21 atau kalau orang sini menyebutnya daerah selikur.
Aku lebih menyukai Dhapu Aceh 21 karena areal restonya luas, ada pilihan duduk di dalam atau luar ruangan, free Wi-Fi dengan koneksi yang kencang, bebas parkir dan bebas pengamen. Sehingga sangat nyaman untuk tempat nongkrong santai, atau tempat nonton bareng siaran langsung sepakbola di malam akhir pekan. Hampir setiap hari sepulang kerja, aku mampir di Dhapu Aceh 21 untuk ngopi sambil ngemil Martabak Aceh. Harumnya aroma kopi Aceh, dipadu dengan lezatnya rasa martabak Aceh, benar-benar ampuh untuk menghilangkan rasa penat setelah seharian bekerja.
Ngomong-ngomong soal martabak, aku yakin banyak di antara kita pernah mendengar bermacam-macam nama dari kudapan tersebut. Karena tidak bisa dipungkiri, martabak merupakan salah satu jajanan populer di berbagai wilayah tanah air. Ada martabak Mesir, martabak India, martabak Kubang, martabak Har, martabak Aceh, Martabak Telur, malah kue Terang Bulan, di beberapa daerah ada yang menyebutnya Martabak Bangka atau martabak manis. Ada juga yang menamainya martabak Telfon. Macam-macam. Dan mungkin masih ada lagi jenis martabak yang lainnya. Tapi tentunya dari sekian banyak macam martabak tersebut, masing-masing memiliki bentuk dan cita rasa yang berbeda-beda.
Martabak Aceh sendiri termasuk dalam keluarga martabak telur, malah sekilas bentuknya mirip telur dadar biasa. Karena bagian luarnya memang terbuat dari adonan telur dengan campuran irisan daun bawang, rajangan bawang merah, dan mungkin rajangan bahan-bahan tambahan lainnya tergantung selera. Sementara roti cane-nya, yang biasanya untuk bagian luar, justru menjadi isi dari martabak. Tentu ini sangat unik. Karena justru kebalikan dari martabak-martabak telur pada umumnya.
Kebanyakan yang namanya martabak telur, kulitnya berupa roti cane, dalamnya berisi telur yang telah dibumbui, sehingga ketika digigit akan terasa sedikit renyah. Sementara Martabak Aceh, roti cane atau kulit martabaknya justru ada di dalam, dibalut dengan telur, sehingga akan menimbulkan sensasi kenyal saat dikunyah.
Dari yang aku amati dari penjual-penjual Martabak Aceh, cara membuat kudapan tersebut sepertinya tidak terlalu sulit dan bisa dicoba di rumah. Diawali dengan menggoreng kulit martabaknya di atas wajan flat, digoreng dengan bentuk segi empat tipis-tipis, mirip pembuatan roti canai. Kulitnya tersebut nantinya justru akan dijadikan inti atau isi dari martabak Aceh.
Lantas kulit martabak tersebut dilumuri dengan adonan telur yang telah dicampur dengan irisan bawang merah dan rajangan daun bawang. Selain itu agar bervariasi, ada juga yang menambahkannya dengan beberapa bahan lain seperti bawang bombay, udang kecil, suwiran daging ayam, seledri, lada, dan lain-lain.
Setelah telur memadat, kulit martabak diletakkan di atas telur, kemudian telurnya dilipat sesuai dengan ukuran kulit martabaknya. Proses yang sama juga dilakukan untuk bagian sebaliknya hingga kulit martabak tertutup dengan telur. Selanjutnya digoreng lagi hingga matang. Setelah itu, martabak Aceh siap dihidangkan!
Martabak telur khas Aceh ini biasanya disajikan bersama irisan bawang merah mentah serta cabai rawit utuh dan juga mentah. Namun selain dengan acar bawang merah, ada juga yang menghidangkan Martabak Aceh dengan kuah kari daging yang kental. Hmmm... Yummy! Bagi aku pribadi, selain sangat cocok untuk cemilan di kala santai, Martabak Aceh juga cocok banget buat lauk makan terutama pas maem nasi goreng.
Dengan bumbu-bumbunya yang kaya akan rempah-rempah tersebut, wajar jika Martabak Aceh memiliki cita rasa yang unik dan istimewa dibandingkan martabak-martabak yang lainnya.
Kalau menurut kamu sendiri bagaimana rasa Martabak Aceh ini?
Atau, jangan-jangan kamu belum pernah mencobanya? Duh! Sayang sekali. Sesekali kamu wajib mencicipinya, Guys. Biar tahu bagaimana istimewanya cemilan tradisional dari daerah istimewa Aceh ini.
Posting Komentar untuk "Mengenal Martabak Aceh, Panganan Lezat Khas Dari Tanah Rencong"
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan tertib dan sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.