Solo Touring Sepeda Motor Lintas Sumatera Hari Terakhir, Sumbar - Riau
Tanpa terasa sudah sampai di part keenam dari serial cerita perjalanan solo touring lintas Sumatera pakai motor Yamaha All New R15. Pastinya lega sekaligus senang. Karena selain menjadi pengalaman pribadi yang sangat mengesankan, kegiatan touring kemarin juga bisa aku bagikan ke khalayak ramai melalui blog ZUCKICI.COM ini. Siapa tahu ada traveler, biker, backpacker, sopir truk, atau siapapun yang membutuhkan cerita pengalaman adventure saya ini untuk referensi perjalanan.
Dan dengan diterbitkannya postingan ini, berarti sudah lengkap cerita perjalanan saya di touring musim kali ini. Jika ketinggalan cerita seru riding hari sebelumnya, sobat bikers bisa Klik Disini untuk membacanya.
Di artikel ini, aku akan bercerita tentang keseruan riding di hari ke-6 yang juga merupakan hari terakhir dari acara road trip sekaligus mudik ke kampung halaman yang aku mulai dari kota Sukadana, Lampung Timur, pada hari kesatu beberapa hari yang lalu. Hingga kemudian nanti berakhir di kota Khatulistiwa Lipatkain, kecamatan Kampar Kiri, kabupaten Kampar, propinsi Riau, via Jalur Lintas Barat (Jalinbar) Sumatera.
Akan tetapi pada touring episode terakhir ini, jalan yang aku pakai sudah bukan lagi jalur lintas barat Sumatera. Melainkan jalan raya Batusangkar atau jalan lintas Bukittinggi - Pekanbaru, karena tujuan saya adalah Lipatkain, yang berada di provinsi Riau.
Dari kota Bukittinggi, jika mau terus menelusuri jalur lintas barat Sumatera adalah dengan melewati Jl Ahmad Karim, kemudian Jl Veteran. Nanti setelah sampai di perempatan SMP Negeri 2 Tilatang Kamang, belok kiri melewati Jalan raya Bukittinggi - Padang Sidempuan. Itulah jalan lintas barat Sumatera. Jalan tersebut nantinya bisa sampai ke Sibolga, Tapak Tuan, Meulaboh, hingga ke ujung jalan lintas barat Sumatera di kota Banda Aceh.
Sementara jalur yang aku ambil adalah jalan raya Batusangkar. Tapi nanti ketika sampai di daerah pasar Baso, kabupaten Agam, aku ambil arah yang lurus terus melewati jalan jurusan Sumbar - Riau, arah kota Payakumbuh. Bukan belok kanan ke arah Batusangkar. Jalan raya Batusangkar ini termasuk Jalan Lintas Tengah Sumatera. Dan ada juga yang bilang kalau jalan Bukittinggi - Padang Sidempuan tadi itu juga sebenarnya jalur lintas tengah Sumatera, bukan jalur lintas barat. Entah mana yang benar. Aku juga pusing memikirkannya!
Start dari Kota Bukittinggi
Sekitar jam tujuh pagi waktu setempat, aku budal meninggalkan kota Bukittinggi untuk memulai pertouringan episode hari terakhir ini. Dari info yang aku peroleh dari Google Map, jarak tempuh dari Bukittinggi ke Lipatkain adalah 224 Km. Sedang-sedang saja. Tidak terlalu jauh tapi juga tidak terlalu dekat.
Dan rencanaku waktu itu, selama perjalanan mau mampir-mampir ke empat tempat wisata yang lokasinya tidak jauh dari jalan raya. Antara lain Puncak Ngalau Indah, kawasan wisata Lembah Harau, Jembatan Kelok Sembilan, dan terakhir Ulu Kasok. Untuk Ulu Kasok, destinasi tersebut sudah berada di provinsi Riau. Sementara tiga yang lainnya masih di propinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Cuaca saat itu cukup mendung, dan sempat turun gerimis menjelang aku sampai di Ngalau Indah. Aku berhenti di sebuah warung kecil, sarapan lontong sayur dan ngopi, sekalian numpang berlindung dari gerimis yang menyerang. Cuaca makin tak bersahabat. Mendung gelap menguasai langit. Membuat pikiran menjadi bimbang antara jadi mampir ke puncak Ngalau Indah atau tidak.
Singgah di Puncak Ngalau Indah
Tapi Alhamdulillah, gak lama kemudian gerimisnya berakhir. Cuaca mulai bersahabat. Matahari mulai memperlihatkan sinarnya. Dan setelah membayar makanan dan kopi, aku pun segera melanjutkan pertouringan menuju puncak Ngalau Indah yang lokasi sudah tidak jauh dari warung tersebut.
Untuk masuk ke kawasan Puncak Ngalau Indah dikenakan tiket 7000 rupiah. Tapi tidak jadi persoalan, soalnya tempatnya cukup menarik. Jalan menuju puncak diapit pepohonan yang tinggi nan rindang, sehingga adem dan sangat menyenangkan untuk riding. Bentuk jalannya menanjak terus. Wajar juga sih namanya saja menuju puncak.
Dan tempat piknik puncak Ngalau Indah ini, pengunjung bisa berwisata menjelajah sebuah gua alam yang besar dan memiliki beberapa mulut untuk keluar masuk. Di dalamnya, kamu bisa melihat secara langsung keindahan batu tetes stalagtit dan stalagmit. Dari puncak Ngalau Indah ini juga, turis bisa menyaksikan kota Payakumbuh dari ketinggian. Asli keren banget! Dan gak cuma itu, di sana juga ada rumah hobit, gazebo, dan warung-warung sebagai sarana untuk nongkrong-nongkrong santai.
Setelah puas, aku pun turun dari Puncak Ngalau Indah untuk menuju ke tempat piknik berikutnya yang pengen aku datangi, yaitu kawasan Lembah Harau! Tapi sebelum sampai ke sana, akan melewati kota Payakumbuh terlebih dahulu. Kota ini cukup bagus, rapi dan tidak macet. Tapi saya cuma lewat saja. Tidak mampir. Karena sudah tidak sabar ingin riding mengitari kawasan wisata Lembah Harau, yang sangat terkenal dan merupakan salah satu lembah terindah yang ada di NKRI ini.
Kawasan Wisata Lembah Harau
Kalau dari arah Bukittinggi mau ke Pekanbaru, gerbang untuk masuk ke area Lembah Harau ada di sebelah kiri jalan. Jadi di persimpangan tersebut, yang ke kanan jalan raya Sumbar - Riau, sementara yang kiri arah ke Lembah Harau. Tapi nanti aku nggak perlu balik ke gerbang masuk ini lagi untuk melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru. Bisa dengan memutari kawasan Lembah Harau, lalu nanti tembus di jalan raya Sumbar - Riau di titik yang lainnya di depan sana.
Lembah Harau merupakan bentang alam berupa lembah yang subur dengan berbagai tanamannya yang tampak menghijau, dikelilingi dengan batu granit terjal berwarna-warni dengan ketinggian antara 100 sampai 400 meter, sehingga menghadirkan panorama yang begitu wow! Dan tak cuma itu, di sana juga terdapat beberapa air terjun, yang membuat daya tarik Lembah Harau ini semakin kuat. Namun dari beberapa air terjun tersebut, yang paling terkenal dan sering didatangi wisatawan adalah Bunta Waterfall atau air terjun Sarasah Bunta. Karena lokasinya yang lebih mudah dijangkau.
Objek wisata Lembah Harau ini berada di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Saking kerennya, banyak turis yang menjuluki Lembah Harau ini sebagai Lembah Yosemite di Indonesia. Karena keindahan memang rada-rada mirip Taman Nasional Yosemite yang ada di Sierra Nevada, California.
Jalan Layang Kelok 9
Puas road trip mengelilingi kawasan Lembah Harau, aku meninggalkan lokasi tersebut untuk kembali ke jalan Lintas Sumbar - Riau, kemudian melanjutkan kegiatan adventure ke destinasi berikutnya yaitu Jalan Kelok Sembilan. Tapi sayangnya, belum sampai ke lokasi tersebut, cuaca berubah hujan dan aku terpaksa mandek berteduh di sebuah warung sambil pesan kopi.
Setelah hujan reda, aku bergegas kembali melanjutkan pertouringan karena hari sudah semakin siang. Dan ternyata tidak jauh dari warung tadi, aku sudah sampai di jalan Kelok Sembilan! Meski sebenarnya saat ini jumlah kelokannya sudah tidak lagi sembilan. Tinggal empat kalau nggak salah.
Hal tersebut karena saat ini di kelok sembilan sudah dibangun jembatan atau jalan layang, yang diresmikan pada 31 Oktober 2013 oleh presiden Indonesia pada saat itu yaitu bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Hasil dari megastruktur tersebut, selain mempermudah arus kendaraan dari Sumatera Barat ke Riau dan sebaliknya, juga membuat Kelok 9 menjadi tempat wisata yang fenomenal.
Aku yakin, siapapun yang baru pertama melawati jembatan kelok sembilan ini, bakal terkagum-kagum dengan megahnya jalan layang dan juga indahnya pemandangan yang ada di kawasan ini. Termasuk aku yang rela berhenti dua kali untuk mengagumi bagusnya jalan layang.
Bahkan pada berhenti yang kedua, cukup lama mungkin sekitar satu jam. Aku berhenti di salah satu warung tenda pesan teh hangat, kebetulan di tepi-tepi jalan layang kelok sembilan ini banyak berjejer warung tenda dan lesehan. Dan sambil menikmati teh hangat dan pemandangan, aku ngobrol ngalor ngidul dengan Mas pemilik warung yang ternyata asli wong Yogyakarta, tapi sudah lama merantau di Sumbar dan bahkan sudah menikah dengan perempuan Minang.
Sampai di Rumah!
Habis berhenti di jalan layang Kelok 9, saya melanjutkan perjalanan dan rencananya nanti mau mampir lagi di objek wisata Ulu Kasok, di kabupaten Kampar, Riau, yang konon pemandangannya mirip Raja Ampat. Tapi sayang, menjelang perbatasan provinsi Sumatera Barat dengan provinsi Riau, hujan turun deras banget. Akhirnya batalkan niat mengunjungi Ulu Kasok. Kapan-kapan saja.
Sampai di kota Bangkinang, ibukota kabupaten Kampar, hujan kembali turun sangat deras. Saya sampai berhenti dulu berteduh di emper toko hingga hujan reda menjelang Maghrib. Akibatnya aku melanjutkan touring di malam hari. Dan harus melewati jalan potong yang sangat sepi tanpa lampu penerangan jalan. Pasalnya kalau mengikuti jalan utama, harus melewati kota Pekanbaru terlebih dahulu, baru kemudian berbelok kanan ke arah Taluk Kuantan untuk sampai ke kampung halamanku di daerah Kampar Kiri. Sehingga bakal lebih lama karena jarak tempuhnya tiga kali lipat dibandingkan dengan jalan pintas yang aku pilih tersebut.
Berikut rekaman video serunya perjalanan touring sendiri lintas Sumatera daya keenam ini. Sebenarnya ada tiga video dalam solotouring hari terakhir ini. Dan yang ini adalah video ketiga, berisi rekaman pada saat setelah keluar dari kawasan Lembah Harau, melewati jembatan Kelok 9, hingga night riding menjelang sampai ke rumah. Sementara untuk video ketika mampir di Lembah Harau dan Puncak Ngalau Indah aku posting secara terpisah. Soalnya kalau digabungkan semua jadi panjang banget!
Demikian kisah perjalanan touring Yamaha R15 lintas Sumatera di hari keenam atau hari terakhir. Terima kasih jika sudah membaca seluruhnya hingga episode yang terakhir ini. Atau jika belum sempat membaca semuanya, sobat touring bisa Klik Disini untuk membaca cerita perjalanan solo riding menjelajah jalan lintas barat Sumatera mulai dari awal episode hari pertama.
Demikian kisah perjalanan touring Yamaha R15 lintas Sumatera di hari keenam atau hari terakhir. Terima kasih jika sudah membaca seluruhnya hingga episode yang terakhir ini. Atau jika belum sempat membaca semuanya, sobat touring bisa Klik Disini untuk membaca cerita perjalanan solo riding menjelajah jalan lintas barat Sumatera mulai dari awal episode hari pertama.
Sampai jumpa lagi di cerita-cerita touring session berikutnya atau edisi tempat-tempat yang lainnya. Dan jika berkenan, tolong bagikan cerita ini dengan cara klik menu-menu sosial media Facebook, Twitter, Pinterest atau WhatsApp yang ada di bawah ini. Supaya banyak yang baca dan saya jadi lebih bersemangat untuk touring lagi kemudian menceritakannya di blog ini. Terima kasih. Salam satu nyali, eh aspal!
1 komentar untuk "Solo Touring Sepeda Motor Lintas Sumatera Hari Terakhir, Sumbar - Riau"
Silakan berkomentar dengan tertib dan sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.