Solo Touring Yamaha R15 Jalan Lintas Barat Sumatera Hari Ke-4, Parkir di Kota Padang
Melanjutkan cerita perjalanan solo touring jalur lintas barat (Jalinbar) Sumatera menggunakan sepeda motor Yamaha All New R15 yang kali ini sudah sampai di tulisan keempat, yang berarti artikel ini akan menceritakan bagaimana keseruan road trip lintas barat Sumatera hari ke-4. Jika ketinggalan dengan stori touring hari sebelumnya, Brosis bisa Klik Disini untuk membacanya.
Masjid Raya Sumatera Barat |
Seperti yang telah aku tulis di artikel sebelumnya, bahwasanya aku gagal mencapai finish dalam touring hari ke-3 kemarin. Dimana target saya adalah kota Painan, tapi apa mau dikata baru sampai perbatasan Bengkulu - Sumbar, stamina dan konsentrasi sudah tidak bagus untuk melanjutkan pertouringan. Akhirnya aku memutuskan beristirahat di kota terdekat dari perbatasan, dan kota yang beruntung aku inapi tersebut yaitu kota Tapan.
Dugaan saya, kenapa saya bisa lelah banget di touring hari ketiga kemarin, kemungkinan karena faktor cuaca, dan mungkin juga karena jalur perjalanan yang tidak semulus touring hari kedua dan hari pertama. Di mana di perjalanan touring hari ketiga tersebut saya berulang kali kena hujan dan panas. Kehujanan yang lumayan deras, kemudian kena panas yang lumayan terik. Begitu secara berulang-ulang beberapa kali. Udah gitu, di beberapa titik di wilayah Bengkulu, kondisi jalannya berlubang-lubang. Jadi saat mengendarai motor, badan terasa terhentak-hentak.
Tapi Alhamdulillah, pas bangun pagi untuk mempersiapkan road trip lintas barat Sumatera hari ke-4 ini, stamina sudah kembali fit! Siap ngegas lagi menuju Padang, pusat kotanya urang awak Minangkabau. Jarak tempuh dari Tapan ke kota Padang berdasarkan Google Map cuma 214 Km. Jika dalam perjalanan normal, kurang lebih 4 jam sudah tiba di Padang. Namun karena perjalanan saya ini lebih ke road trip atau traveling, yang mana saya benar-benar ingin menikmati perjalanan dan pasti mandek setiap ada pemandangan bagus, bisa jadi setahun kemudian saya baru sampai di Padang City. Haha becanda!
Ada dua tempat yang sudah masuk dalam perencanaan untuk saya singgahi di touring episode Tapan - Padang ini. Pertama pantai Carocok di kota Painan, setelah itu kawasan wisata Puncak Mandeh. Untuk areal puncak Mandeh ini, lokasinya tidak berada di jalur Lintas Barat Sumatera. Melipir lewat jalan yang lain, namun nantinya akan tembus ke kota Padang juga. Sengaja aku memilih lewat puncak Mandeh karena kabarnya jalannya ekstrem dan menyenangkan untuk dilalui petouring. Pemandangan alam yang disuguhkan juga katanya sangat menawan. Makanya aku penasaran banget melintasi daerah itu.
Namun selain dua destinasi tersebut, jika dalam perjalanan ada tempat-tempat lainnya yang bagus, saya juga akan berhenti dan menikmatinya sampai batin saya kenyang. Dan ternyata memang, banyak panorama keren di sepanjang riding trayek Tapan - Padang ini. Beberapa areal persawahan nan menghijau. Bukit-bukit tinggi hijau dan berkabut. Bangunan-bangunan khas adat Minangkabau yang atapnya lancip-lancip. Jalannya juga bagus dan berkelok-kelok menggembirakan hati. Dan yang paling juara, banyak view laut yang bisa dinikmati dari jalan sambil berkendara.
Bisa dicek di video bawah ini bagaimana serunya touring lintas barat Sumatera episode hari keempat ini:
Ada hal unik dalam perjalanan solo touring lintas barat Sumatera hari keempat dari kota Tapan ke kota Padang ini. Banyak hewan peliharaan masyarakat yang berkeliaran di areal jalan lintas. Paling banyak adalah rombongan sapi. Jadi dalam menyetir harus lebih ekstra waspada. Para sapi-sapi ini mau diklakson sekencang apapun, suka pura-pura budeg gak mau minggir. Terpaksa kita yang berakal yang mengalah dengan cara berhenti atau memelankan laju kendaraan, sampai mereka menyingkir dari tengah jalan.
Ada hal unik dalam perjalanan solo touring lintas barat Sumatera hari keempat dari kota Tapan ke kota Padang ini. Banyak hewan peliharaan masyarakat yang berkeliaran di areal jalan lintas. Paling banyak adalah rombongan sapi. Jadi dalam menyetir harus lebih ekstra waspada. Para sapi-sapi ini mau diklakson sekencang apapun, suka pura-pura budeg gak mau minggir. Terpaksa kita yang berakal yang mengalah dengan cara berhenti atau memelankan laju kendaraan, sampai mereka menyingkir dari tengah jalan.
Hampir tengah hari saya baru sampai ke kota Painan, yang merupakan ibukota kabupaten Pesisir Selatan (Pesel). Kota yang rencananya jadi pemberhentian saya pada touring hari ketiga kemarin. Tengah baru tiba di Painan padahal aku berangkat dari Tapan jam 7 pagi, tentu terhitung sangat terlambat kalau untuk ukuran perjalanan normal. Tapi karena perjalanan saya adalah rekreasi, keterlambatan adalah hal sangat wajar akibat beberapa kali berhenti di tempat-tempat yang menyuguhkan pemandangan bagus.
Dan bukan cuma berhenti karena ada pemandangan bagus saja. Dalam perjalanan Tapan - Painan tadi sempat dua kali hujan deras, jadi saya sengaja berhenti untuk berteduh menunggu hujan reda. Males pasang jas hujan. Takut meriang lagi seperti kemarin jika nekat menerabas hujan deras. Lagipula dalam pikiran saya saat itu, touring hari keempat tersebut jarak tempuhnya tidak terlalu jauh, jadi masih aman walau sebentar-sebentar berhenti.
Sampai di kota Painan, saya langsung menuju pantai Carocok. Pantainya asli keren banget! Dikelola dengan sangat rapi, bersih dan teratur. Kerennya lagi, mengunjungi Pantai Carocok ini, kamu bebas tiket masuk dan juga gratis parkir kendaraan! Benar-benar sangat menggembirakan hati. Jadi buat kalian yang punya rencana touring lintas barat Sumatera, wajib singgah ke destinasi ini. Di sana saya juga sempat bertemu rombongan touring plat BK dari Medan. Tapi cuma ngobrol-ngobrol bentar karena mereka sudah sekitar sejam di pantai Carocok dan mau melanjutkan pertouringan.
Setelah cukup puas mandek pantai Carocok, aku pun lanjut riding lagi. Melewati pusat kota Painan yang bersih dan dingin. Ketika melewati sebuah pos polisi yang ada lampu lintasnya, lampu merahnya nyala dan otomatis sebagai driver yang baik saya pun berhenti. Tapi anehnya, kendaraan-kendaraan yang lain kok lanjut terus tidak ada yang berhenti kecuali saya. Padahal di sana tidak ada papan petunjuk tambahau misalnya 'Lurus Jalan Terus'. Saya bingung, pak polisi yang ada pos juga tampak bingung melihat saya berhenti. Akhirnya jalan lagi meskipun lampunya masih merah.
Kurang lebih setengah jam meninggalkan kota Painan, akhirnya aku sampai di gerbang masuk kawasan wisata Puncak Mandeh yang terletak di pinggir jalan sebelah kiri. Saya pun berbelok ke sana dan untuk sementara berpisah dulu dengan jalur lintas barat. Karena memang jalan lintas kawasan Mandeh tersebut bukan termasuk jalan lintas barat, meskipun nantinya bisa tembus ke Padang juga. Bisa dibilang ini jalan alternatif atau jalan potong.
Tapi jalannya cukup sepi. Jarang kendaraan terutama kendaraan besar yang memilih jalan tersebut. Entah memang dilarang, atau sengaja memilih jalur lintas barat saja yang kondisi jalannya lebih bersahabat. Pasalnya jalan di kawasan puncak Mandeh ini treknya memang sangat menantang. Berupa tanjakan dan turunan tajam, disertai tikungan-tikungan yang tak kalah tajam!
Akan tapi walau treknya sulit, kawasan puncak Mandeh menyajikan pemandangan yang benar-benar bagus! Bikin perjalanan terasa menyenangkan dan bebas capek! Dan sajian pemandangan indah itu bukan cuma di satu atau dua tempat saja, melainkan hampir di sepanjang jalan kawasan Mandeh. Kalau menurut penilaianku pribadi, 80% jalan di area Mandeh ini menyuguhkan pemandangan yang menawan. Gak heran kalau banyak orang yang menyebut kawasan Mandeh ini sebagai Raja Ampatnya Sumatera!
Gugusan pulau-pulau, laut yang membiru, jalan mulus yang berkelok-kelok, perbukitan-perbukitan yang tinggi menjulang, serta kampung-kampung kecil di dalamnya yang menambah serunya perjalanan. Pokoknya bakal menyesal dan rugi besar kalau touring lintas barat Sumatera tapi tidak melewati jalur Mandeh ini.
Berikut video bagaimana kerennya kawasan Puncak Mandeh ini dilihat dari atas motor:
Kira-kira jam lima sore saya baru keluar dari area puncak Mandeh dan bertemu kembali dengan jalan lintas barat Sumatera, tepatnya di daerah Teluk Kabung. Daerah ini sudah hampir mendekati kota Padang. Aku berhenti dan istirahat makan di sebuah restoran di simpang Teluk Kabung tersebut. Juga sekalian cari-cari hotel juga via aplikasi booking penginapan. Dan dapat hotel syariah seharga Rp 99.000.
Kira-kira jam lima sore saya baru keluar dari area puncak Mandeh dan bertemu kembali dengan jalan lintas barat Sumatera, tepatnya di daerah Teluk Kabung. Daerah ini sudah hampir mendekati kota Padang. Aku berhenti dan istirahat makan di sebuah restoran di simpang Teluk Kabung tersebut. Juga sekalian cari-cari hotel juga via aplikasi booking penginapan. Dan dapat hotel syariah seharga Rp 99.000.
Setelah kenyang dan tenang karena sudah dapat penginapan, saya pun lanjut perjalanan lagi menuju ibukota provinsi Sumatera Barat. Karena sudah kembali melewati jalur lintas Sumatera, suasana jalannya lebih padat dan justru macet di beberapa titik. Selain kendaraan umum, banyak mobil-mobil besar yang menghiasi jalan. Juga kembali melewati tepi-tepi laut, karena posisi kota Padang sendiri memang berada tidak jauh dari pantai. Beberapa pantai terkenal menjelang kota Padang ini antara lain pantai Pesona Wisata, Pantai Carolina, Pantai Nirwana, dan juga Teluk Bayur yang sangat terkenal sampai ada lagunya itu.
Namun saya tidak mampir di satupun dari pantai-pantai ternama di atas. Saya cuma menikmatinya saja dari atas motor sambil berkendara. Soalnya sudah puas dengan pemandangan laut saat di kawasan puncak Mandeh tadi, yang mana di sana penorama-panorama lebih alami dan sepi sehingga lebih menarik.
Selain itu, kondisi lalu-lintas yang ramai banget dan beberapa kali macet, membuat saya sedikit frustasi dan ingin cepat-cepat sampai ke penginapan di kota Padang. Mandi dan istirahat sebentar, setelah itu jalan-jalan sore ke daerah Masjid Raya Sumatera Barat. Lalu lanjut lagi melihat senja di Pantai Puruih Padang dan juga Pantai Padang Sumatera Barat atau sering disebut juga Pantai Teplau (Tepi Lauik), tentunya sambil berburu kuliner untuk makan malam. Kabarnya di kawasan itu, banyak aneka kuliner dijajakan terutama pada malam hari.
Sayangnya sore itu kota Padang macet banget! Mungkin barengan sama jam pulang kantor atau entah kenapa, jumlah kendaraan membludak di jalanan, sehingga tidak bisa leluasa bergerak. Alhasil aku kesorean tiba di penginapan. Rasanya capek dan pusing banget menghadapi kemacetan tadi. Dan akhirnya aku batalin rencana kunjungan ke Masjid Raya Sumatera Barat dan Pantai Padang. Mengingat jarak dari penginapan ke dua destinasi tersebut lumayan jauh, sehingga rasanya udah males banget untuk keluar dan bermacet-macet ria lagi. Untuk makan malam pun, akhirnya aku beli nasi goreng di sekitar penginapan.
Selanjutnya: Touring Padang - Bukittinggi, Edisi Road Trip Lintas Sumatera Hari Ke-5, Sempat Kesasar!
Selanjutnya: Touring Padang - Bukittinggi, Edisi Road Trip Lintas Sumatera Hari Ke-5, Sempat Kesasar!
Besok pagi aja, sebelum melanjutkan touring hari kelima, mampir dulu ke Masjid Raya Sumatera Barat dan Pantai Puruih Padang. Okesip! Kiranya sampai di sini saja cerita perjalanan solo touring sepeda motor All New Yamaha R15 jalur lintas barat Sumatera hari keempat ini. Untuk cerita riding hari kelima, silahkan dibaca di artikel selanjutnya. Terima kasih. Salam satu aspal!
1 komentar untuk "Solo Touring Yamaha R15 Jalan Lintas Barat Sumatera Hari Ke-4, Parkir di Kota Padang"
Silakan berkomentar dengan tertib dan sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.